INNChannels, Jakarta - Anda yang sekurangnya enam bulan sampai satu tahun tidak singgah di Kota Depok, akan termanggut-manggut kagum menyaksikan pertumbuhan kota berpenduduk 1,5 juta jiwa ini.Selepas Lenteng Agung lalu melewati terowongan
fly over kampus Universitas Indonesia (UI), kita akan di sambut gapura bertuliskan “Selamat Datang di Kota Depok”. Inilah jalan Margonda Raya yang merupakan wajah terdepan Depok yang makin elok. Koridor Margonda Raya bisa disebut juga sebagai centeral business district (CBD) yang menjadi etalase perkembangan Kota Depok.
Tak sulit untuk melihat apakah sebuah kota berkembang dinamis atau stagnan. Tentu, selain dari angka-angka GDP
(gross domestic product), lihat saja dari
life style-nya. Satu atau dua tahun lalu warga Depok masih sulit menemukan
outlet Starbuck, Centro, JCo, Bread Talk, atau merek-merek branded lainnya. Tapi sekarang, mereka ada di sebuah mal kelas menengah atas bernama MargoCity. Ini menandakanDepok adalah kota yang dinamis dan terus bertumbuh. Karena, induk produsen merek-merek tadi tidak akan sembarangan menempatkan
outletnya di kota yang mati. Mereka punya kriteria pasar tersendiri yang mengacu kepada tingkat perekonomian masyarakatnya.
Mal MargoCity bisa dikatakan sebagai representasi dari berkembangnya kelas menengah atas Depok. Mal ini mengambil tempat di Jalan Margonda yang menjadi lokasi favorit bagi banyak produsen barang dan jasa. Sebut saja mulai Bank BCA, Mandiri, BII, BTN, Hero, Giant, Hypermart, Toko Buku Gramedia, rumah makan khas Minangkabau Kubang dan Sederhana, barulah beberapa “merek ternama” yang beroperasi di Jalan Raya Margonda.
Belum lagi bila menyebut kampus Universitas Indonesia dan Gunadarma yang memang sejak lebih dari 20 tahun lalu menjadi “otak” pemicu perkembangan Jalan Raya Margonda khususnya dan Depok pada umumnya.
Di sini pula terdapat Apartemen Margonda Residence yang menjadi apartemen pertama di Depok. Dan masih ada ribuan lagi usaha kecil dan menengah yang mengadu untung di koridor jalan ini. Patut dicatat pula, sudah empat tahun ini group Bisnis Indonesia mengoperasikan Surat kabar Harian
Monitor Depok yang oplah dan iklannya terus bertambah.
Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa Kota Depok sedang mengalami sebuah revolusi dari “sebuah Perumnas” pada tahun 1976 menjadi Kota Metropolitan yang kompleks. Dalam setahun belakangan ini wargaDepok sedang harap-harap cemas dengan adanya rencana pembangunan tol JORR (Jakarta Outer Ring Road II) Cinere-Jagorawi yang akan melintasi KotaDepok sepanjang 14,6 km. Kehadiran tol ini sudah pasti akan memperlancar aksesibilitas dari dan menuju Depok.
Dengan sendirinya perekonomian kota ini akan semakin “panas” dengan masuknya pemodal untuk mengadu untung di Depok. Ada yang menyebut, proyek jalan tol ini adalah transformasi pembangunan ketiga yang akan mengubah wajah Depok lebih maju dan modern, setelah dua peristiwa transformasi sebelumnya yaitu pembangun Perum Perumnas pada 1976 dan pindahnya Kampus UI dari Jakarta pada 1987.
Di pelopori oleh pengembang pelat merah Perum Perumnas dalam menyediakan perumahan lebih dari 30 tahun silam, kini Depok telah menjadi salah satu alternatif daerah hunian terfavorit di Jabodetabek. Mulai dari pengembang yang membangun perumahan tipe 36 m2 yang berharga di atas Rp100-an juta sampai rumah mewah tipe 500 m2 di atas Rp1 miliar ikut meramaikan properti Depok . Mulai dari pengembang besar sekelas Sinar Mas Group sampai ibu-ibu rumah tangga dan pensiunan pun turut mengambil kesempatan memasok perumahan di kawasan ini.
Johannes Tulung, Ketua Kompartemen Infrastruktur dan Lingkungan Hidup DPP REI (Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia) menilai Depok sebagai kota yang memiliki potensi besar untuk menandingi perkembangan Tangerang dan Bekasi. Alasannya, pertama, skala Kota Depok relatif lebih kecil dibanding kedua daerah tadi sehingga pembangunan infrastruktur dan aksesibilitasnya dapat dibangun lebih merata. Kedua, Depok memiliki magnitude atau daya tarik yang lumayan besar dari sisi fasilitas pendidikan tinggi (kampus UI dan lainnya), MRT
(mass rapid transport) seperti KRL dan lainnya, serta lingkungan dan udara yang masih baik. Ya, revolusi kota Depok itu masih terus berlangsung. [HS/L1]