"Ya Allah, jika rezeki untuk kami berada di langit, turunkanlah, dan jika berada dalam bumi, keluarkanlah, dan jika sulit, mudahkanlah, dan jika haram, halalkanlah, dan jika berada jauh dekatkanlah".
Meski mengaku sering bolong-bolong, Hanawijaya, direktur pada sebuah bank syariah di ibu kota, gemar melakukan ibadah shalat Dluha. Ibadah sunnah yang sejak mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) dilakukan, bagi Hanawijaya, mendatangkan ketenangan dan ketentraman dalam bekerja.
''Jujur saja, saya masih suka bolong-bolong shalat Dluha. Kayaknya kita sombong banget kalau nggak sempat mengerjakan. Masak sih untuk dua rakaat saja kita tidak punya waktu untuk berkomunikasi dengan Yang Maha Kuasa?
Padahal, manfaatnya penting banget. Kita lebih enjoy dan enteng dalam bekerja,'' ungkap Hanawijaya kepada Republika Rabu (2/5).
Dengan melakukan ibadah shalat Dluha, tutur Hanawijaya lebih lanjut, manusia mendapatkan bimbingan dan arahan bagaimana seharusnya mencari rizki. ''Shalat Dluha itu menurunkan tensi kita sehingga bekerja lebih tenang. Kita juga sering mendapatkan inspirasi dan ide-ide yang menarik, sering pula mendapatkan terobosan yang menarik jika selesai shalat Dluha,'' ujarnya.
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia KH Cholil Ridwan mengungkapkan Rasulullah SAW melaksanakan shalat Dluha. Hikmah dari ibadah shalat Dhuha adalah untuk dimudahkan dalam mencari rezeki yang halal. ''Mereka yang melakukan shalat Dhuha, mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari Allah SSWT setiap kali hendak keluar rumah, apakah ia mau bekerja, berdagang maupun kegiatan usaha lainnya.''
Ulama asal Bogor Prof Dr KH Didin Hafidluddin mengatakan paling tidak ada tiga hikmah dari shalat Dhuha. Pertama, bukti dari syukur kita kepada Allah SWT, karena hari itu kita masih bisa melakukan suatu kegiatan yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Kedua, shalat Dluha selalu mendorong kita untuk terkait dengan ketentuan Allah SWT karena itu tidak mungkin kita mencari harta yang tidak halal atau di luar ketentuan Allah SWT, tidak mungkin kita menipu, korupsi dan kegiatan buruk lainnya.
Shalat Dhuha, kata dia, juga menguatkan komitmen dan ketauhidan kita, dan pengakuan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya sumber rezeki. "Orang yang rajin shalat Dluha, selain dimudahkan rezekinya, hidupnya juga sangat mulia. Ia sangat disegani orang, karena tak pernah minta-minta kecuali kepada Allah SWT,'' ujar Didin.
Pimpinan Majelis Az-Zikra UstadZ Muhammad Arifin Ilham mengatakan shalat Dhuha merupakan salah satu shalat sunah yang utama. ''Shalat Dhuha merupakan shalat rezeki, doanya pun merupakan doa rezeki,'' tandas Ustadz Arifin Ilham kepada Republika.
Ia lalu menyitir doa seusai shalat Dhuha, penggalannya sebagai berikut, ''Ya Allah, jika rezeki untuk kami berada di langit, turunkanlah; dan jika berada di dalam bumi, keluarkanlahl; dan jika sulit, mudahkanlah; dan jika haram, halalkanlah; dan jika berada jauh, dekatkalah.'' ''Ini merupakan doa yang luar biasa. Allah adalah Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki), Al-Ghaniyyu (Mahakaya), dan Al-Mughniyyu (Maha Memberikan Kekayaan). Di tangan Allah, segala urusan rezeki. Jadi, kita diajarkan oleh Allah untuk minta rezeki, bukan kekayaan. Kita diajarkan minta rezeki yang banyak dan halal,'' tegas Arifin Ilham.
Karena itu, kata Arifin, selayaknya kita selalu berusaha menjaga shalat Dhuha. ''Tak ada alasan meninggalkan shalat Dhuha. Kalau shalat Tahajjud, orang masih bisa beralasan tidak sempat shalat karena kesiangan. Sedangkan shalat Dhuha, apa alasan kita meninggalkannya? Hanya ada dua alasan orang tidak shalat Dhuha, yakni tidak paham keutamaan shalat Dhuha dan malas,'' tegas Arifin Ilham.
Setiap Muslim, kata Arifin, butuh shalat Dhuha. ''Betapa tidak? Sedangkan kita semua butuh rezeki. Dan shalat Dhuha dilakukan pada jam rezeki. Karena itu, walaupun sifatnya sunnah, shalat Dhuha jangan ditinggalkan,'' tuturnya.
Sewaktu menimba ilmu di Ponpes Darunnajah, Jakarta, tingkat Tsanawiyah, Arifin dan tujuh kawannya senantiasa mendawamkan shalat Dhuha. Mereka menyebut diri mereka sebagai Ashabud Dhuha. ''Alhamdulillah, delapan berkawan ini semuanya jadi orang berhasil. Arifin saja yang hanya tamat S-1, sedangkan yang lainnya tamat S-2 atau S-3,'' ungkap Arifin Ilham.
0 komentar:
Post a Comment